KESALAHAN YANG SERING DILAKUKAN TUKANG POLES MOBIL, NAMUN JARANG DIBAHAS
Dalam dunia detailing, memoles bodi mobil bukan sekadar membuat cat kembali mengkilap. Ada teknik, prosedur, dan pemahaman material yang harus benar-benar dikuasai. Sayangnya banyak detailer — bahkan yang sudah berpengalaman — masih melakukan kesalahan teknis yang jarang diketahui atau jarang dibahas secara terbuka.
Berikut adalah kesalahan tersembunyi yang patut dihindari agar hasil poles selalu maksimal, aman untuk cat, dan memberikan kepuasan bagi pelanggan.
1. Menganggap Semua Clear Coat Itu Sama
Clear coat tiap mobil memiliki karakter berbeda. Jepang cenderung soft, Eropa biasanya harder. Kesalahan umum detailer adalah menggunakan teknik, pad, dan compound yang sama untuk semua mobil.
Risiko:
-
Cat cepat panas dan terbakar (burn mark).
-
Hologram makin parah.
-
Proses jadi lama karena salah pemilihan bahan.
Solusi: Lakukan test spot pada satu panel terlebih dahulu, baru tentukan pad + compound + speed yang tepat.
2. Terlalu Mengandalkan Compound
Banyak tukang poles mengejar kilap instan dengan compound agresif. Padahal compound hanya untuk koreksi, bukan finishing.
Akibatnya:
-
Clear coat terkikis terlalu banyak.
-
Swirl mark muncul kembali setelah beberapa minggu karena tidak dilakukan refinement.
-
Permukaan cat menjadi tidak halus secara mikroskopis.
Gunakan compound hanya seperlunya, kemudian lanjutkan proses polishing & finishing pad.
3. Tidak Menyadari Kelembapan Ruangan
Kelembapan tinggi membuat residu sulit dibersihkan dan wax sulit bonding ke clear coat. Sebaliknya, ruangan terlalu kering bisa mempercepat penguapan cairan polishing.
Ini faktor krusial, tapi jarang diperhatikan.
Rekomendasi: jaga kelembapan ideal sekitar 50–70% saat polishing dan coating.
4. Menggunakan Tekanan Tangan Tidak Konsisten
Banyak detailer menekan mesin terlalu kuat saat swirl tidak hilang-hilang. Akhirnya putaran pad tidak stabil dan panas terkumpul di satu titik.
Efek buruk yang sering tidak diketahui:
-
Menipisnya cat di bagian tepi panel (edges).
-
Terbentuknya hologram halus yang baru terlihat di bawah lampu inspeksi.
Gerakan tangan harus stabil, tekanan perlu even di seluruh permukaan.
5. Tidak Membersihkan Pad di Tengah Proses
Pad yang sudah penuh residu akan clogging dan justru menggesek cat seperti amplas halus. Banyak detailer tidak sadar pad menjadi keras dan kotor di menit-menit akhir.
Langkah koreksi:
-
Bersihkan pad dengan sikat on the fly setiap beberapa panel.
-
Ganti pad bila sudah terlalu jenuh.
6. Mengabaikan Cat Repaint / Dempulan Tipis
Bodi yang sudah dicat ulang tidak memiliki gradasi clear coat setebal bawaan pabrik. Salah satu kesalahan fatal detailer adalah memoles repaint seperti cat original.
Risikonya:
-
Cat gosong, kusam, bahkan tembus hingga base coat.
-
Pelanggan marah karena kerusakan permanen.
Selalu lakukan pemeriksaan ketebalan cat (paint thickness) sebelum bekerja.
7. Fokus pada Kilap, Lupa Proteksi
Banyak yang bangga mobil terlihat mengkilap setelah dipoles. Namun kilap tanpa proteksi seperti wax, sealant atau coating hanya sementara.
Kilap tanpa perlindungan = sia-sia.
Hasil profesional bukan hanya glossy, tapi tahan lama.
8. Detailer Tidak Mengedukasi Konsumen
Kesalahan yang paling jarang dibahas: kurang komunikasi dengan pemilik mobil. Banyak detailer bekerja dengan baik, tapi lupa memberi edukasi cara perawatan setelah detailing.
Hasil akhirnya:
-
Mobil kembali swirl dalam hitungan minggu karena dicuci sembarangan.
-
Konsumen tidak memahami nilai pekerjaan detailer.
Padahal edukasi adalah bagian penting dari layanan profesional.
lihat selengkapnya klik disini
KESIMPULAN
Kesalahan dalam dunia detailing bukan hanya masalah teknik, tapi juga pemahaman material, kebiasaan kerja, hingga komunikasi dengan pelanggan. Semakin detailer memahami kesalahan-kesalahan tersembunyi ini, semakin tinggi kualitas hasil poles yang dihasilkan.
Detailing bukan sekadar membuat mobil mengkilap — tetapi menjaga cat tetap sehat, aman, dan indah dalam jangka panjang.


Tidak ada komentar
Posting Komentar